Sabtu, 17 November 2012

Contoh Kasus UKM


Jatuh bangun sebuah usaha tidak terlepas dari kegigihan dan kerja keras dari para pemiliknya. Selain itu, sikap untuk tidak gampang menyerah dan selalu mencoba mencari celah bisnis baru merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki para pengusaha.

Berikut ini adalah contoh kasus perusahaan sukses:

Bapak A mengawali usahanya sebagai penjual bakso keliling. Setiap pagi-pagi sekali dia selalu pergi ke pasar membeli bahan untuk membuat bakso.Sepulang dari pasar, Bapak A dibantu istri dan anaknya menyiapkan segala keperluan untuk membuat bakso. Sejak awal berjualan, Bapak A selalu memilih bahan-bahan yang terbaik untuk menjaga kualitas bakso jualannya. Setelah bakso dan uba rampenya siap, sekitar jam 4 sore Bapak A mulai menjajakan baksonya dengan menggunkan gerobak. Ada sekitar 8 kampung yang didatangi Bapak A untuk berjualan bakso bahkan disaat hujan sekalipun tidak menyurutkan semangat Bapak A untuk tetap menjajakan baksonya. Bila sedang ramai, jam 9 malam Bapak A sudah bisa kembali ke rumah. Namun saat sedang sepi, sampai tengah malam baru kembali ke rumah. Itupun masih dengan dagangan yang masih tersisa. Berbagai pengalaman pahit maupun manis pernah dialami Bapak A. Mulai dari dagangan yang diborong orang mabuk tanpa dibayar, dirampas uang hasil penjualan baksonya, sampai ditabrak metromini. Namun Bapak A tetap bersemangat berjualan bakso

Lambat laun jumlah pelanggan bakso Bapak A mulai banyak. Bapak A yang sudah menyisihkan sebagian uang dari sebagian keuntungan penjualan baksonya sejak 10 tahun yang lalu akhirnya punya uang untuk menyewa sebuah ruko kecil di pasar kecamatan. Langkah cerdas yang dilakukan Bapak A seminggu menjelang kepindahanya di tempat jualan yang menetap, dia membagikan brosur kecil kepada para pelanggannya yang berisi informasi mengenai dimana dia akan berjualan secara menetap. Hal ini akan memudahkan para pelanggan untuk menemukan dimana Bapak A berjualan.

Ternyata keputusan untuk berjualan secara menetap di pasar kecamatan merupakan keputusan yang tepat. Kurang dari setahun usaha jualan bakso Bapak A berkembang dengan pesat dan mampu membeli ruko yang selama ini disewa untuk tempat berjualan bahkan Bapak A juga membeli 3 ruko disamping ruko yang ditempati sekarang. Sampai akhirnya tepat setahun setelah berjualan secara menetap, Bapak A juga bisa membuka 3 cabang warung baksonya di ibukota kabupaten. Sejak saat itu, usaha jualan bakso Bapak A terus berkembang hingga sampai saat ini telah mempunyai cabang sebanyak 50 warung bakso yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. Sampai akhirnya saat ini bisnis jualan bakso telah dilakukan secara franchise mengingat banyaknya permintaan untuk membuka cabang di beberapa kota lainnya. Dengan mengembangkan usaha secara franchise, secara otomatis Bapak A harus mensuplai kebutuhan bakso pada setiap cabang. Hal inilah yang mendorong Bapak A untuk mendirikan usaha pembuatan bakso. Bila semula produksi baksonya hanya untuk mencukupi kebutuhan cabang, lambat laun hasil produksi baksonya tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan sendiri namun juga telah mampu menghiasi rak-rak di beberapa supermarket besar tingkat nasional

Berawal dari berjualan bakso secara keliling yang kemudian meningkat menjadi berjualan menetap di sebuah ruko sampai akhirnya memiliki perusahaan yang memproduksi bakso telah mengantarkan kisah sukses Bapak A untuk menjadi salah satu pengusaha yang berhasil di Indonesia. Berkat ketekunan, kejujuran, keuletan, serta jiwa pantang menyerah telah membuktikan bahwa tidak ada sesuatu yang tidak mungkin diraih apabila kita mau berusaha

Sumber : http://carapedia.com/kasus_perusahaan_sukses_info752.html

Peril : ketika bapak A akan pindah usahanya, maka konsumen bapak A akan berkurang karena tidak tahu tempat dimana bapak A akan pindah.

Hazard : Kepindahan usaha tersebut dilakukan dengan tujuan memperluas bidang usaha. Jadi hazard disini adalah rencana Bapak A untuk melakukan pindah tempat usaha.

Exposure : tidak ada kerugian yang terjadi pada usaha Bapak A.

Jenis-jenis, Tingkatan dan cara penanggulangan resiko





Jenis-jenis risiko antara lain risiko murni, risiko spekulatif, risiko partikular dan risiko fundamental.

a.    Risiko murni adalah risiko yang akibatnya hanya ada 2 macam: rugi atau break even, contohnya pencurian, kecelakaan atau kebakaran.
b.    Risiko spekulatif adalah risiko yang akibatnya ada 3 macam: rugi, untung atau break even, contohnya judi.
c.    Risiko partikular adalah risiko yang berasal dari individu dan dampaknya lokal, contohnya pesawat jatuh, tabrakan mobil dan kapal kandas. Sedangkan risiko fundamental adalah risiko yang bukan berasal dari individu dan dampaknya luas, contohnya angin topan, gempa bumi dan banjir.
Tingkatan resiko

1.    Peril
Yaitu suatu peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian ataupun kerusakan (penyebab langsung terjadinya kerugian)
2.    Hazard
Yaitu adalah suatu keadaan atau kondisi yang dapat memperbesar kemungkinan terjadinya suatu perils.
3.    Exposure
Yaitu kerugian yang terjadi setelah terjadinya resiko.

Cara penanggulangan resiko
            Hampir setiap waktu kita dihadapkan pada resiko. Resiko tidak dapat dihindarkan, akan tapi ada cara penanggulangan resiko. Berikut cara penanggulangan resiko
a.    Mengurangi
Mengurangi resiko dapat dilakukan dengan mempersiapkan atau mengantisipasi kemungkinan apabila resiko akan terjadi. Misalnya agar motor tidak hilang akibat di curi, maka motor dapat digembok rodanya.
b.    Menahan
Menahan resiko yaitu suatu keadaan dimana resiko yang telah terjadi dapat diatasi dengan semampunya. Contohnya jika sebuah pulpen hilang maka bisa membeli lagi pulpen yang sama.
c.    Memindahkan
Memindahkan resiko dapat dilakukan dengan memindahkan resiko ke pihak lain yang akan di kenakan resiko tersebut.