Selasa, 06 Januari 2015

Tulisan 10 Ekonomi Koperasi - Teknologi Anak massa kini vs anak zaman dahulu


Teknologi Anak massa kini vs anak zaman dahulu
Perkembangan teknologi dari tahun ke tahun sangat pesat. Ini dapat dilihat dari banyaknya bermunculan smartphone yang fiturnya hampir sama dengan satu unit laptop. Sebenarnya perkembangan teknologi bagi orang-orang dewasa yang telah memiliki pekerjaan sangat memberikan manfaat yang banyak. Pekerjaan mereka jadi lebih terencana, teroganisir dan tepat waktu.
Lain halnya jika perkembangan teknologi ini disalahgunakan oleh para penggunanya sendiri. Apalagi bagi orang dewasa yang telah berkeluarga dan memiliki anak. Ketika orang dewasa sedang menggunakan perangkat teknologi seperti smartphone atau tablet di rumah dan sedang berkumpul dengan keluarga, pasti anak-anak akan menanyakan alat apa yang sedang kita digunakan. Karena memang anak-anak selalu mempunyai sifat yang ingin tahu segalanya.
Sebagai orang dewasa pun harus memberikan informasi yang benar dan jelas kepada anak-anak agar smartphone atau tablet yang dimiliki tidak disalahgunakan oleh anak-anak. Tak jarang banyak orang dewasa yang langsung memberikan perangkat tersebut tanpa penjelasan terlebih dahulu. Ketika anak-anak sudah memegang smartphone atau tablet, maka mereka akan mengotak-katik atau mencari tahu sendiri benda apa yang sebenarnya yang mereka pegang.
Dari rasa keingintahuan anak-anak tersebut, mereka dapat menemukan beberapa permainan yang terdapat di dalam perangkat tersebut. Permainan digital ini yang cukup berbahaya bagi anak-anak. Anak-anak akan ketagihan atau kecanduan terhadap gadget (perangkat) yang mereka miliki. Aktivitas sosial tentunya akan berkurang karena dunia baru si anak tersebut. Mereka jadi asyik sendiri, bahkan cenderung tidak perduli dengan lingkungan sosialnya.
Sangat berebeda ketika zaman dahulu yaitu masih belum ada gadget bahkan handphon pun hanya orang-orang berduit saja yang memilikinya. Fiturnya juga lebih sedikit yaitu hanya sekedar untuk menelpon dan mengirim pesan singkat saja. Anak-anak juga tidak ada yang menggunakan alat tersebut. Mereka lebih asyik bermain permainan tradisional seperti petak umpet, congklak, lompat tali dan masih banyak lagi permainan lainnya.
Permainan-permainan tersebut tentunya sangat membantu perkembangan anak terutama dalam lingkungan sosial. Mereka jadi sering bertemu atau bertatap muka, bercerita, bercanda dan melakukan aktivitas sosial lainnya. Ini sangat menguntungkan bagi si anak sendiri kedepannya. Mereka jadi supel dan mudah bergaul dengan orang lain.

Tulisan 9 Ekonomi Koperasi - Rencana liburan yang gagal


Rencana liburan yang gagal
Hari senin sore saya sedang asyik bergelut dengan laptop. Tiba tiba ibu saya menanyakan hotel yang ada dikawasan puncak.  Karena ibu saya merencanakan liburan kesana bersama kakak saya. Saya pun browsing hotel-hotel yang berada dekat di kawasan puncak. Ternyata ada banyak sekali jenis hotel dan penginapan di puncak. Dari hotel atau penginapan bintang satu sampai bintang lima tersedia di kawasan puncak. Saya pun mengecilkan pencarian hotel atau penginapan lebih rinci yaitu hotel atau penginapan bintang tiga sampai lima.
Setelah saya temukan, ternyata ada hotel atau penginapan yang sesuai dengan keinginan ibu saya. Akan tetapi harga tarif per malamnya pun sangat tinggi. Karena ibu saya ingin hotel atau penginapan yang nyaman dan aman tetapi harga terjangkau, saya pun mempersempit pencarian hotel dengan rincian harga yang miring atau terjangkau.
Saya menemukan bebrapa hotel atau penginapan yang sesuai dengan keinginan ibu saya. Tetapi pembookingan tidak bisa dilakukan karena  pada tanggal yang direncanakan untuk liburan telah penuh semua. Ada yang bisa di booking tetapi hanya tersedia satu kamar saja, sedangkan saya membutuhkan satu kamar lagi untuk kakak saya.
Agak susah juga mencari hotel dan penginapan yang sesuai keinginan. Mungkin keluarga kami  kurang cepat membooking  kamar hotel atau penginapannya. Saya pun tidak menemukan hotel atau penginapan yang dicari. Dan akhirnya liburan tersebut tidak jadi dilaksanakan karena tidak mendapat hotel atau penginapan.

Tulisan 8 Ekonomi Koperasi - Liburan keluarga part 2


Liburan keluarga  part 2
Hari libur berikutnya saya dan keluarga berencana mengajak kakak saya dan istrinya untuk ikut berlibur bersama kami. Kami akan mengajak mereka ke tempat yang sama dengan sebelumnya yaitu rumah makan mang Ajo restoran dan pemancingan. Karena mereka berdua akan menginap di rumah kedua orang tua saya, jadi ibu saya sekalian mengajak mereka berdua. Saya berangkat dari rumah jam 9 pagi dengan tujuan agar mendapat tempat saung di kolam yang besar. Sementara kakak saya juga berangkat jam 9 pagi tetapi dari jakarta. Kemungkinan  saya akan sampai duluan di tempat tujuan.
Selama di perjalan sebelum masuk tol saya merasa senang, karena tidak menemui kemacetan yang menjengkelkan. Akan tetapi setelah saya memasuki pintu tol, saya merasakan kejengkelan yang luar biasa. Karena setelah masuk tol ternyata kemacetan sudah menanti disana. Saya begitu jengkel karena saya sendiri yang mengendarai mobil. Akibat kemacetan mungkin terjadi karena banyaknya warga jakarta yang ingin berlibur ke luar kota jakarta. Selain adanya gerbang tol antrinya kendaraan yang ingin memasuki rest area juga menjadi salah satu faktor terjadinya kemacetan.
Cukup jauh antara bekasi sampai ke karawang barat. Di sepanjang jalan tersebut saya jengkel karena membuat kaki sebelah kiri saya sangat pegal. Suasana jalan bisa dikatakan padat merayap, lebih banyak berhentinya daripada jalannya. Saya harus pintar-pintar pindah ke jalur yang agak lancar agar bisa cepat sampai ke tempat tujuan. Apa yang dialami saya ternyata juga dialami oleh kakak saya. Malahan kakak saya menempuh jarak yang lebih jauh lagi dari saya yaitu dari jakarta ke karawang barat.
Akhirnya setelah keluar gerbang tol karawang barat kejengkalan saya hilang seketika. Kemacetan sudah tidak terlihat lagi dimata saya. Yang saya rasakan kini adalah perut yang sudah mulai keroncongan. Saya sampai di restoran yaitu pukul 1 siang. Empat jam saya bergulat  dengan kemacetan di jalan tol. Betapa pegalnya kaki saya. Sampai di restoran ternyata restorannya masih agak sepi, saya pun kebagian tempat di saung yang besar. Saya langsung rebahan di saung tersebut. Sambil menunggu kakak saya datang saya memejamkna mata sejenak.
Ayah saya pun langsung mengeluarkan peralatan mancingnya dan segera beraksi. Ibu saya sesekali ikut memancing walaupun ikan yang didapat nihil. Berhubung perut saya sudah keroncongan dari tadi saya langsung memesan makanan yang tertera di menu. Sambil menunggu datangnya pesanan saya juga sesekali ikut memancing. Makanan sudah sampai di saung tetapi kakak saya belum kelihatan batang hidungnya, saya pun makan duluan. Setengah jam kemudian barulah kakak saya datang. Kakak saya langsung rebahan di saung setelah sampai di restoran. Kakak saya juga merasakan yang saya alami selama kemacetan. Mereka pun langsung menyantap makanan yang ada.
Jam 3 sore kami memutuskan untuk pulang ke rumah. Saya berharap tidak ada kemacetan di jalan tol. Dan harapan saya jadi kenyataan karena jalan tol menuju jakarta atau bekasi  sangat lengang. Saya langsung gazzpoool kendaraan saya. Tetapi tidak demikian arah sebaliknya yang masih macet sampai sore. Hati saya pun senang sampai rumah.

Tulisan 7 Ekonomi Koperasi - Liburan keluarga part 1


Liburan keluarga part 1
Hari minggu kemarin saya dan keluarga saya mengunjungi restoran yang menurut saya unik. Restoran tersebut bernama Mang Ajo Restoran dan Pemancingan yang berlokasi di Karawang Barat. Saya dan kelaurga saya berangkat dari rumah jam 10 pagi. Di perjalan kami tidak menemukan hambatan yang biasa terjadi da daerah Jakarta dan sekitarnya (kemacetan). Kondisi jalanan cukup ramai cenderung sepi. Karena baru pertama kali mengunjungi restoran ini, saya mengandalkan GPS untuk sampai ke tujuan dengan cepat dan selamat. Cukup mudah menemukan lokasi restotan ini. Keluar dari Tol karawang barat 1 km dari gerbang tol, restoran terletak disebelah kanan.
Setelah sampai  di restoran, saya agak heran. Karena yang saya lihat di restoran tersebut adalah kolam ikan berukuran besar dan kecil dan saung-saung yang terletak di pinggiran kolam tanpa ada meja atau kursi. Cukup unik bagi saya karena saung-saung tersebut digunakan untuk tempat menunggu pada saat mancing dan tentunya tempat lesehan untuk menyantap makanan.
Kami dapat tempat saung di kolam yang kecil karena saung di kolam besar sudah penuh semua. Mungkin karena hari libur atau memang banyak orang yang hobby mancing. Saya langsung memesan makanan untuk disantap. Jenis makanan yang tertera di menu lebih cenderung seafood (ya iyalah). Cukup lama makanan tiba di saung kami sekitar hampir setengah jam, mungkin karena banyaknya pengunjung dan memang tempatnya yang luas.
Sambil menunggu makanan tiba, saya dan ayah saya mencoba memancing ikan yang ada di kolam tersebut. Ayah saya yang pada dasarnya hobby mancing, senang sekali berada di restoran ini. Ayah saya membawa dua pancingan. Setelah alat pancingan sudah disiapkan dan umpan pancingan sudah dipasang, kami langsung mencoba memancing. Tidak berapa lama kemudian umpan ayah saya dimakan oleh ikan nila, walaupun ukurannya sedang. Sementara umpan saya belum di makan-makan, agak kesal juga  saya menunggu.
Olahraga mancing merupakan olahraga yang sangat melatih kesabaran. Akan ada rasa bosan ketika umpan tidak dimakan cukup lama dan ada rasa senang ketika umpan di makan. Tak jarang ada ikan yang terlepas pada saat menarik benang pancing. Bahkan pada saat umpan masih di air, ketika benang pancing ditarik umpannya sudah dimakan. Sangat melatih kesabaran.
Akhirnya makanan pesanan kami sudah tiba di saung. Saya langsung makan karena perut sudah keroncongan pada saat sudah tiba di restoran. Ayah saya yang asyik dengan olahraganya sangat menikmati. Makanan yang sudah siap disntap pun sempat diacuhkan oleh ayah saya. Dan akhirnya kami menyantap makanan tersebut dengan lahap.


Bersambung....

Tulisan 6 Ekonomi Koperasi - Hangout bareng kakak-kakak part 2


Hangout bareng kakak-kakak part 2
Saat kakak-kakak saya sedang asyik memasak, tiba-tiba kompor kecil yang digunakan untuk memasak mengeluarkan api yang cukup besar. Walaupun hanya sekejab dan tidak ada korban,kedua  kakak saya langsung shok plus ketakutan dan langsung mempercepat masak-memasaknya dan buru-buru menyingkirkan kompor tersebut. Saya dan kakak saya yang tidak ikut memasak tertawa cekikikan ketika melihat ekspresi wajah kakak saya yang ketakutan. Setelah saya tertawa, pesanan saya pun tiba, dan kakak saya langsung meminta kepada waiters untuk menyingkirkan kompor tersebut.Setelah pesanan kami semua datang, kami pun langsung menyantab makanan tersebut tanpa ampun.
 Setelah selesai makan dan perut sudah kenyang, kami langsung  bergegas ke bioskop untuk menonton film night at the museum, kami pun harus menunggu beberapa menit karena pintu theaternya belum dibuka. Setelah ketawa cekikikan dan saya sempat menangis di dalam theater, kami langsung keluar bioskop dan menuju ke musholla untuk melaksanakan sholat ashar. Pada saat keluar bioskop saya dan kakak saya sempat terpisah dengan kedua kakak saya yang lain. Saya dan kakak saya menunggu di pintu keluar bioskop. Karena tak kunjung tiba, saya dan kakak saya pun memutuskan pergi ke musholla terlebih dahulu.
Saya, kakak saya dan kakak yang satunya lagi bertemu di musholla wanita, ternyata kakak saya pergi ke toilet tanpa sepengetahuan saya dan kakak saya. Kakak saya yang dari tadi bersama saya sudah selesai sholat duluan. Dan ia pergi ke toilet sebentar, saya menunggu kakak saya yang satunya selesai sholat. Setelah selesai kami berdua keluar musholla dan menunggu kedua kakak saya di dekat pintu keluar musholla. Sekian lama menunggu kedua kakak saya tidak kelihatan batang hidungnya, akhirnya kakak saya menyusul ke depan musholla. Dan ternyata kedua kakak saya sedang duduk di kursi tunggu di depan musholla yang memang telah disediakan.
Intinya kalo kakak saya nggak nyusul ke depan musholla, kami nggak akan ketemu-ketemu. Setelah berkumpul kembali kami akhirnya mengunjungi store-store yang ada di Mall kelapa gading. Saat berada di salah satu store baju brand asing kami menyebar untuk melihat-lihat produk yang di pajang. Karena saya lupa membawa uang lebih jadi saya akhirnya menunggu diluar store. Saya bertemu dengan kakak saya yang laki-laki, kami pun menunggu kakak-kakak yang lain. Kakak perempuan saya sudah keluar duluan, tetapi kakak  perempuan saya yang satunya lagi masih di dalam.
Beberapa menit menunggu kakak laki-laki saya ingin membeli es krim. Karena kakak saya tak kunjung datang juga akhirnya kami bertiga pergi ke supermarket yang ada di dalam mall, meninggal kan kakak saya yang masih berada di store baju tersebut. Setelah membeli es krim kami menunggu di food court yang berada tidak jauh dari supermarket. Ternyata kakak saya yang tadi ditinggal, keebingungan dan merasa kesal karena pergi tanpa bilang terlebih dahulu. Ngedumel lah kakak saya, nggak nyampe satu menit ngedumel, suasana kembali cair.