BAB I
Pendahuluan
A.
Latar
Belakang Masalah
Di dunia ini setiap manusia memiliki
aktifitas atau kegiatan yang sudah terencana atau pun tidak terencana. Kegiatan dan aktifitas
tersebut dilakukan untuk menunjang kehidupan mereka. Dalam beraktifitas
pastinya manusia akan selalu bersosialisasi agar dapat berbagi informasi,
seperti saling tukar pengalaman atau bahkan menceritakan curahan hati mereka. Dan
tentunya informasi yang telah didapat akan mereka bagi (share) kembali kepada orang-orang terdekat mereka, seperti orang
tua, pasangan, sanak saudara, sahabat, teman, bahkan orang yang baru
dikenalnya. Dengan begitu setiap manusia akan memiliki segudang informasi
sebagai dasar pengetahuan mereka.
Dalam bersosialisasi pastinya akan
timbul rasa cinta kasih yang dialami manusia terhadap sesama. Seperti pepatah
yang sudah familiar “tak kenal maka tak sayang”, maka manusia seharusnya
menjadi mahkluk sosial yang paling tinggi derajatnya daripada mahkluk ciptaan
Tuhan lainnya, yang dapat menciptakan perdamaian di seluruh dunia. Cinta adalah
sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Dalam
konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan,
perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah
aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa
pengorbanan diri, empati, perhatian, kasih sayang, membantu, menuruti
perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apa pun yang diinginkan objek
tersebut. Kasih adalah perasaan yang dimiliki oleh setiap manusia, perasaan ini
akan timbul apabila manusia tersebut mempunyai rasa memiliki dan menyayangi.
Kasih juga bisa dikatakan hubungan keterkaitan antara manusia tersebut dengan
sesuatu. jika manusia tidak memiliki rasa cinta dan kasih mungkin manusia
tersebut bisa disebut “Psikopat” atau sakit jiwa dan mungkin akan timbul perang Dunia ke-III jika manusia
tidak memiliki rasa cinta dan kasih.
Begitu juga dengan keindahan. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak
dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian
dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Keindahan akan timbul
jika terdapat cinta dan kasih didalamnya. Seperti keindahan dalam menjalin
suatu hubungan sampai keindahan alam yang dimiliki dunia ini. Keindahan dalam
menjalin suatu hubungan misalnya persabatan, persahabatan timbul karena adanya
cinta dan kasih, sepasang atau sekelompok orang yang memahami dan mengerti satu
sama lain, saling mendukung dan selalu ada ketika seseorang membutuhkannya.
Ketika seseorang menjalani suatu hubungan persahabatan maka ia akan merasakan
keindahan hidup yang menunjang mereka. Manusia akan senang menjalani hidup
seakan akan ia tidak punya beban kehidupan yang dialaminya karena
persahabatan tersebut .
Sedangakan keindahan alam yaitu keindahan
yang dimiliki alam didunia yang dijaga oleh manusia. Manusia yang mau menjaga
keindahan alam di bumi adalah manusia yang memiliki rasa cinta dan kasih
terhadap bumi yang ditinggalinya. Mereka melindungi bumi dengan cara mereka
sendiri. Misalnya dari hal yang paling kecil adalah tidak membuang sampah
sembarangan, membuang sampah sembarangan seperti disungai dan tempat umum atau
tempat wisata lainnya akan merusak lingkungan alam dibumi. Mereka tidak
mencintai bumi yang sudah ditinggalinya sejak lahir. Lambat laun bumi akan
hancur jika manusia tidak memiliki cinta terhadap bumi dan keindahan alam yang
tercipta sejak bumi pertama kali diciptakan akan lenyap. Atas dasar pembahasan
tersebut makalah ini diberi judul “Manusia
Harus Mempunyai Rasa Cinta, Kasih dan Keindahan”
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Mengapa
Manusia Harus Mempunyai Rasa Cinta, Kasih dan Keindahan?
2. Apa
manfaatnya Manusia Harus Mempunyai Rasa Cinta, Kasih dan Keindahan?
C.
Tujuan
Penulisan
Sesuai
dengan permasalahan di atas, tujuan yang dicapai dalam penulisan ini adalah:
1. Dapat
mengetahui bagaimana cara manusia mempunyai rasa cinta, kasih dan keindahan.
2. Dapat
mengetahui manfaat dari rasa cinta,
kasih dan keindahan yang dimiliki manusia.
D.
Manfaat
Penulisan
Penulisan
ini memiliki manfaat sebagai berikut.
1. Sebagai
bahan referensi bagi orang lain yang ingin mempelajari atau mengetahui lebih
dalam tentang cinta, kasih dan keindahan.
2. Untuk
dapat mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan cinta, kasih dan keindahan.
BAB II
Tinjauan Pustaka
A.
Manusia
Manusia
atau orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan istilah
kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan
sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin yang berarti "manusia yang tahu"),
sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan
tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang
bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan
ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan
dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan
penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta
perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk
kelompok, dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.
Penggolongan
manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah,
jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak
muda laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak
muda perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa sebagai wanita.
Penggolongan
lainnya adalah berdasarkan usia, mulai dari janin, bayi, balita, anak-anak,
remaja, akil balik, pemuda/i, dewasa, dan (orang) tua.
Selain
itu masih banyak penggolongan-penggolongan yang lainnya, berdasarkan ciri-ciri
fisik (warna kulit, rambut, mata; bentuk hidung; tinggi badan), afiliasi
sosio-politik-agama (penganut agama/kepercayaan XYZ, warga negara XYZ, anggota
partai XYZ), hubungan kekerabatan (keluarga: keluarga dekat, keluarga jauh,
keluarga tiri, keluarga angkat, keluarga asuh;
teman; musuh) dan lain sebagainya.
Hati
dan kesadaran
Pengalaman
subyektif dari seorang individu berpusat di sekitar kesadarannya,
kesadaran-diri atau pikiran, memperbolehkan adanya persepsi eksistensinya
sendiri, dan dari perjalanan waktu. Kesadaran memberikan naiknya persepsi akan
kehendak bebas, meskipun beberapa percaya bahwa kehendak bebas sempurna adalah
khayalan yang menyesatkan, dibatasi atau dilenyapkan oleh penentuan takdir atau
sosial atau biologis. Hati manusia diperluas ke luar kesadaran, mencakup total
aspek mental, dan emosional individu. Ilmu pengetahuan psikologi mempelajari
hati manusia (psike), khususnya alam bawah sadar (tak sadar). Praktek
psikoanalisis yang dirancang oleh Sigmund Freud mencoba menyingkap bagian dari
alam bawah sadar. Freud menyusun diri manusia menjadi Ego, Superego, dan Id.
Carl Gustav Jung memperkenalkan pemikiran alam bawah sadar kolektif / bersama,
dan sebuah proses pengindividuan, menuangkan keragu-raguan untuk ketepatan
pendefinisian individu ‘yang dapat diartikan’.
Emosi
Individu
manusia terbuka terhadap emosi yang besar memengaruhi keputusan serta tingkah
laku mereka. Emosi menyenangkan seperti cinta atau sukacita bertentangan dengan
emosi tak menyenangkan seperti kebencian, cemburu, iri hati atau sakit hati.
Masyarakat
Meskipun
banyak makhluk berprinsip sosial, membentuk kelompok berdasarkan ikatan /
pertalian genetik, perlindungan-diri, atau membagi pengumpulan makanan, dan
penyalurannya, manusia dibedakan dengan rupa-rupa, dan kemajemukan dari adat
kebiasaan yang mereka bentuk entah untuk kelangsungan hidup individu atau
kelompok, dan untuk pengabadian, dan perkembangan teknologi, pengetahuan, serta
kepercayaan. Identitas kelompok, penerimaan, dan dukungan dapat mendesak
pengaruh kuat pada tingkah laku individu, tetapi manusia juga unik dalam
kemampuannya untuk membentuk, dan beradaptasi ke kelompok baru.
Agama
Dalam
setiap kebudayaan manusia, kerohanian dan ritual mendapat ekspresi dalam bentuk
tertentu. Elemen-elemen ini dapat menggabungkan secara penting pengalaman
pribadi dengan pengalaman penyatuan, dan komunal, seringkali membangkitkan
emosi yang sangat kuat, dan bahkan luapan kegembiraan. Kekuatan pengikat yang
kuat dari pengalaman tertentu dapat kadang-kadang menimbulkan kefanatikan atau
agresi kepada manusia lain yang tidak termasuk dalam kelompok agamanya,
berakibat perpecahan atau bahkan perang. Teokrasi adalah masyarakat yang
dibentuk secara dominan oleh agama, diperintah oleh pemimpin suci atau oleh
seorang pemuka agama. Agama dapat pula berperilaku sebagai alat penyaluran, dan
pengaruh dari norma budaya dunia, dan tingkah laku yang wajar dilakukan
manusia.
Keluarga
dan teman sepergaulan
Individu
manusia dibiasakan untuk bertumbuh menjadi seorang pelengkap yang berjiwa kuat
ke dalam suatu kelompok kecil, umumnya termasuk keluarga biologis terdekatnya,
ibu, ayah dan saudara kandung.
Sebagai
seorang pelengkap berjiwa kuat yang serupa dapat dikelirukan dengan suatu
kelompok kecil yang sama, yaitu teman sepergaulan sebaya sang individu, umumnya
berukuran antara sepuluh hingga dua puluh individu, kemungkinan berkaitan
dengan ukuran optimal untuk gerombolan pemburu. Dinamika kelompok dan tekanan
dari teman dapat memengaruhi tingkah laku anggotanya.
Seorang
individu akan mengembangkan perasaan kesetiaan yang kuat kepada kelompok
tertentu. Kelakuan manusia yang wajar termasuk seringnya hubungan sosial,
dinyatakan dalam obrolan / percakapan, dansa, menyanyi atau cerita (dikenal
dengan curhat).
Suku,
bangsa dan negara bagian
Kelompok
manusia yang lebih besar dapat disatukan dengan gagasan kesamaan nenek moyang
(suku, etnis) atau kesamaan fokus budaya atau materi (bangsa atau negara
bagian), sering dibagi lebih lanjut menurut struktur kelas sosial dan hirarki.
Sebuah suku dapat terdiri dari beberapa ratus individu, sementara negara bagian
modern terbesar berisi lebih dari semilyar. Konflik kekerasan di antara
kelompok-kelompok besar disebut peperangan. Kesetiaan / pengabdian untuk
kelompok yang besar seperti ini disebut nasionalisme atau patriotisme. Dalam
keekstriman, perasaan pengabdian terhadap sebuah lembaga atau kewenangan dapat
mencapai keekstriman pathologi, yang berakibat hysteria massa (gangguan syaraf)
atau fasisme.
Antropologi
budaya menjelaskan masyarakat manusia yang berbeda-beda, dan sejarah mencatat
interaksi mereka berikut kesuksesan yang dialami. Organisasi, dan pemerintahan
bentuk modern dijelaskan oleh Ilmu Politik dan Ekonomi.
Kebudayaan
dan peradaban
Sebuah
peradaban adalah sebuah masyarakat yang telah mencapai tingkat kerumitan
tertentu, umumnya termasuk perkotaan dan pemerintahan berlembaga, agama, iptek,
sastra serta filsafat. Perkotaan paling awal di dunia ditemukan di dekat rute
perdagangan penting kira-kira 10.000 tahun lalu (Yeriko, Çatalhöyük).
Kebudayaan manusia, dan ekspresi seni mendahului peradaban, dan dapat dilacak
sampai ke palaeolithik (lukisan goa, arca Venus, tembikar / pecah belah dari
tanah). Kemajuan pertanian memungkinkan transisi dari masyarakat pemburu dan
pengumpul atau nomadik menjadi perkampungan menetap sejak Milenium ke-9 SM.
Penjinakan hewan menjadi bagian penting dari kebudayaan manusia (anjing, domba,
kambing, lembu). Dalam masa sejarah ilmu pengetahuan dan teknologi telah
berkembang bahkan lebih pesat.
B.
Cinta
Cinta
adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Dalam
konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan
belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah
aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa
pengorbanan diri, empati, perhatian, kasih sayang, membantu, menuruti
perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apa pun yang diinginkan objek
tersebut.
Cinta
adalah suatu perasaan yang positif dan diberikan pada manusia atau benda
lainnya. Bisa dialami semua makhluk. Penggunaan perkataan cinta juga
dipengaruhi perkembangan semasa. Perkataan senantiasa berubah arti menurut
tanggapan, pemahaman dan penggunaan di dalam keadaan, kedudukan dan generasi
masyarakat yang berbeda. Sifat cinta dalam pengertian abad ke-21 mungkin
berbeda daripada abad-abad yang lalu. Ungkapan cinta mungkin digunakan untuk
meluapkan perasaan seperti berikut:
Ø Perasaan
terhadap keluarga
Ø Perasaan
terhadap teman-teman, atau philia
Ø Perasaan
yang romantis atau juga disebut asmara
Ø Perasaan
yang hanya merupakan kemauan, keinginan hawa nafsu, atau cinta eros
Ø Perasaan
sesama atau juga disebut kasih sayang atau agape
Ø Perasaan
tentang atau terhadap dirinya sendiri, yang disebut narsisisme
Ø Perasaan
terhadap sebuah konsep tertentu
Ø Perasaan
terhadap negaranya atau patriotisme
Ø Perasaan
terhadap bangsa atau nasionalisme
Penggunaan istilah cinta dalam
masyarakat Indonesia dan Malaysia lebih dipengaruhi perkataan love dalam bahasa
Inggris. Love digunakan dalam semua amalan dan arti untuk eros, philia, agape
dan storge. Namun perkataan-perkataan yang lebih sesuai masih ditemui dalam
bahasa serantau dan dijelaskan seperti berikut:
Ø Cinta
yang lebih cenderung kepada romantis, asmara dan hawa nafsu, eros.
Ø Sayang
yang lebih cenderung kepada teman-teman dan keluarga, philia.
Ø Kasih
yang lebih cenderung kepada keluarga dan Tuhan, agape.
Ø Semangat
nusa yang lebih cenderung kepada patriotisme, nasionalisme dan narsisme,
storge.
Beberapa bahasa, termasuk bahasa
Indonesia atau bahasa Melayu apabila dibandingkan dengan beberapa bahasa
mutakhir di Eropa, terlihat lebih banyak kosakatanya dalam mengungkapkan konsep
ini. Termasuk juga bahasa Yunani kuno, yang membedakan antara tiga atau lebih
konsep: eros, philia, dan agape.
Cinta adalah perasaan simpati yang
melibatkan emosi yang mendalam. Menurut Erich Fromm, ada lima syarat untuk
mewujudkan cinta kasih, yaitu:
Ø Perasaan
Ø Pengenalan
Ø Tanggung
jawab
Ø Perhatian
Ø Saling
menghormati
Erich Fromm dalam buku larisnya (The Art
of Loving) menyatakan bahwa ke empat gejala: care, responsibility, respect,
knowledge muncul semua secara seimbang dalam pribadi yang mencintai. Omong
kosong jika seseorang mengatakan mencintai anak tetapi tak pernah mengasuh dan
tak ada tanggung jawab pada si anak. Sementara tanggung jawab dan pengasuhan
tanpa rasa hormat sesungguhnya & tanpa rasa ingin mengenal lebih dalam akan
menjerumuskan para orang tua, guru, rohaniwan, dan individu lainnya pada sikap
otoriter.
Jenis-jenis
Cinta
Seperti
banyak jenis kekasih, ada banyak jenis cinta. Cinta berada di seluruh semua
kebudayaan manusia. Oleh karena perbedaan kebudayaan ini, maka pendefinisian
dari cinta pun sulit ditetapkan. Lihat hipotesis Sapir-Whorf.
Ekspresi
cinta dapat termasuk cinta kepada 'jiwa' atau pikiran, cinta hukum dan
organisasi, cinta badan, cinta alam, cinta makanan, cinta uang, cinta belajar,
cinta kuasa, cinta keterkenalan, dan lain-lain. Cinta lebih berarah ke konsep
abstrak, lebih mudah dialami daripada dijelaskan.
Cinta
kasih yang sudah ada perlu selalu dijaga agar dapat dipertahankan keindahannya.
Cinta
antar pribadi
Cinta
antar pribadi menunjuk kepada cinta antara manusia. Bentuk ini lebih dari
sekadar rasa kesukaan terhadap orang lain. Cinta antarpribadi bisa mencakup
hubungan kekasih, hubungan orangtua dengan anak, dan juga persahabatan yang
sangat erat.
Beberapa
unsur yang sering ada dalam cinta antarpribadi:
Ø Kasih
sayang: menghargai orang lain.
Ø Altruisme:
perhatian non-egois kepada orang lain (yang tidak dimiliki oleh banyak orang).
Ø Reciprocation:
cinta yang saling menguntungkan (bukan saling memanfaatkan).
Ø Komitmen:
keinginan untuk mengabadikan cinta, tekad yang kuat dalam suatu hubungan.
Ø Keintiman
emosional: berbagi emosi dan rasa.
Ø Kekerabatan:
ikatan keluarga.
Ø Passion:
hasrat dan atau nafsu seksual yang cenderung menggebu-gebu.
Ø Physical
intimacy: berbagi kehidupan erat satu sama lain secara fisik, termasuk di
dalamnya hubungan seksual.
Ø Kepentingan
pribadi: cinta yang mengharapkan imbalan pribadi, cenderung egois dan ada
keinginan untuk memanfaatkan pasangan.
Ø Pelayanan:
keinginan untuk membantu dan atau melayani.
C.
Kasih
Kasih
adalah perasaan yang dimiliki oleh setiap manusia, perasaan ini akan timbul
apabila manusia tersebut mempunyai rasa memiliki dan menyayangi. Kasih juga
bisa dikatakan hubungan keterkaitan antara manusia tersebut dengan sesuatu. Dan
kasih bisa bermakna luas, bukan hanya antara manusia dengan manusia, tetapi
bisa juga antara Tuhan dengan manusia. Dan dengan adanya rasa kasih tersebut
membuat manusia mempunyai tujuan hidup yang akan diperjuangkan.
Makna
kasih yang sesungguhnya itu bagaimana kita memberi yang terbaik buat orang
lain, baik itu membahagiakan, tidak merebut kebahagiaan orang lain dan membuka
pintu hati untuk sebuah kasih. Kasih adalah suatu perasaan, tetapi kasih ini
beda dengan Cinta, kasih lebih bersifat rasa kepedulian seorang insan tanpa
ingin meminta imbalan atas apa yang telah dilakukan untuk yang
dikasihinya. Oleh karena itu setiap
insan mau diri mereka disayangi. Karena dengan rasa sayang itu setiap insan
dapat merasakan kebahagiaan yang hakiki. Apabila sifat kasih sayang mulai luntur
dan sifat dendam, kebenciannya lebih besar maka akan menjanjikan kehancuran
kepada suatu bangsa atau masyarakat.
Cinta
dan Kasih adalah dua kata yang hampir sama tetapi mempunyai makna atau arti
yang berbeda cinta adalah perasaan yang lahir dari hati seseorang , timbul
dengan sendirinya, tidak melihat waktu dan usia, suatu masa untuk ingin
menyayangi dan memiliki, seperti perasaan cinta ibu kepada anak nya, perasaan
cinta tuhan kepada umat nya yang bertaqwa. cinta yang tulus akan menimbulkan
nilai-nilai kejiwaan yang selalu tulus dan berserah. Kasih sayang adalah dua
kata yang berarti, kasih itu murah hati, kasih itu mau mengerti, kasih itu
pemaaf, kasih itu mau memberi, dan banyak lagi arti kasih. sedangkan sayang
adalah penuh pengertian, mau percaya, mau bicara dan banyak lagi. jadi Kasih sayang
adalah pembangunan kasih sayang jangan
pernah menuntut perhatian dan kasih sayang seseorang, bila kamu tidak memulai
yang kamu tuntut. Kasih adalah sebuah kata yang sering terdengar di telinga
kita. Kasih bukanlah suatu hal yang tabu untuk diucapkan, apalagi dirasakan.
Kasih akan membuat kita merasa nyaman, damai dan tentram.
Kasih
mempunyai makna yang beragam. Kasih berarti menyayangi Kasih berarti mencintai
Kasih berarti membahagiakan orang yang kita kasihi. Kasih kepada Tuhan berarti
mencintai Tuhan dengan cara menaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya
Kasih kepada orang tua berarti menyangi mereka dengan setulus hati dan berusaha
untuk tidak menyakiti hatinya. Kasih kepada sahabat berarti menjaga mereka
dengan kasih sayang dan tidak mengkhianati. Kasih kepada pasangan berarti
menjaga kepercayaan dengan setulus hati. Kasih mempunyai sejuta makna yang
berbeda bagi tiap orang Secara umum kasih berarti menyayangi dengan setulus
hati. Kasih tidak mewajibkan kita untuk selalu mengalah. Kasih akan menyatukan
satu orang, dua orang, atau bahkan sejuta orang dalam ruang lingkup kedamaian.
Dan tujuan yang bisa saya artikan dari makna Kasih itu adalah diciptakan untuk
membuat kita saling mengasihi karena dengan Kasih kita akan selalu berbuat yang
terbaik baik itu hubungan antara kita dengan Tuhan, manusia, alam dan makhluk
hidup lainnya di dunia ini.
D.
Keindahan
Keindahan
atau keelokan merupakan sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau
gagasan yang memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau
kepuasan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, keindahan diartikan sebagai
keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan
dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan
budaya. Sebuah "kecantikan yang ideal" adalah sebuah entitas yang
dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan dalam suatu
budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.
Keindahan
dalam arti luas meliputi keindahan jasmani, keindahan seni, keindahan alam,
keindahan moral dan keindahan intelek. Keindahan jasmani dan rohani yaitu
keindahan jiwa dan raga yang dimiliki manusia, keindahan seni adalah hasil
pembuatan suatu karya seni contohnya, musik, lukisan, patung dan karya seni
lainnya. Keindahan alam adalah pesona alam yang diciptakan Yang Maha Kuasa dan
dapat diungkapkan dengan kata. Keindahan
moral dapat dilihat dari perilaku, kepribadian dan tata krama setiap
manusia. Keindahan intelek adalah keindahan dalam cara manusia berfikir dengan
cerdik.
Keindahan
jasmani dan rohani, keindahan moral dan keindahan intelek adalah keindihan yang
ada di dalam setiap manusia. Contoh keindahan jasmani adalah keelokan yang
dimiliki setiap manusia seperti cantik dan tampan sedangkan contoh keindahan
rohani adalah bagaimana kita mendalami dan meyakini suatu agama dan menjadikan
agama yang kita anut sebagai pedoman hidup. Keindahan moral yaitu bagaimana
kita sebagai manausia berperilaku sopan dan santun, berkepribadian yang baik
dan bertata krama. Keindahan intelek yaitu cara bagaimana kita berfikir cerdik,
tidak menghalalkan segala cara, dan berfikir ke depan tentunya sesuai dengan
norma hukum yang berlaku.
Keindahan
dapat ditinjau dari makna yang obyektif dan juga dari segi yang subyektif. Keindahan
obyektif ialah keindahan yang memang ada pada obyeknya, yang diharuskan
menerima sebagaimana mestinya. Sedangkan keindahan subyektif, adalah keindahan
yang biasanya ditinjau dan segi subyek yang diharuskan menghayatinya. Dalam hal
ini keindahan adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan rasa senang pada
diri si penghayat tanpa diiringi keinginan-keinginan terhadap segala sesuatu
yang praktis untuk kebutuhan-kebutuhan pribadi.
Menurut
Hebert Read : Jadi keindahan itu adalah sesuatu kesatuan hubungan-hubungan yang
formal daripada pengamatan yang dapat menimbulkan rasa senang (Beauty is unity
of format relation among our sence perceptions). Atau keindahan itu merangsang
timbulnya rasa senang tanpa pamrih pada subyek yang melihatnya, dan bertumpu
kepada ciri-ciri yang terdapat pada obyek yang sesuai dengan rasa senang itu.
Batasan
keindahan yang dikemukakan oleh Hebert Read tersebut di atas, dikatakan yang
paling mendekati kebenaran. Tetapi apabila kita telah lebih dalam, batasan
Hebert Read itu terlalu ditentukan oleh subyek dan dianggap sebagai perpaduan
unsur-unsur pengamatan. Jadi batasan Hebert Read itu sifatnya terlalu sensual
(jasmani), kurang ditinjau dan segi obyek yang diamati yang memiliki keindahan
itu. Keindahan itu tidak hanya merupakan pcrpaduan dan peng amatan panca indera
semata-mata, tetapi lebih daripada visual melulu, lebih dalam lagi, juga
merupakan pcrpaduan pengamatan batiniah. Pengertian keindahan tidak hanya
terbatas pada kenikmatan penglihatan saja, tetapi juga termasuk kenikmatan
spiritual.
Berdasarkan
pandangan tersebut di atas, maka kita dapatkan batasan keindahan yang
bermacam-macam, sebanyak para ahli yang memberi batasan itu. Di bawah ini
dikemukakan beberapa diantaranya adalah:
1. Menurut
Leo Tolstoy (Rusia) > Dalam bahasa Rusia tcrdapat istilah yang serupa dengan
keindahan yaitu “krasota”, artinya that wich pleases the sigh atau suatu yang
mendatangkan rasa yang menyenangkan bagi yang melihat dengan mata. Bangsa Rusia
tidak punya pengertian keindahan untuk musik. Bagi bangsa Rusia yang indah
hanya yang dapat dilihat mata (Leo Tolstoy). Jadi menurut Leo Tolstoy,
keindahan itu adalah sesuatu yang mendatangkan rasa menyenangkan bagi yang
melihat.
2. Menurut
Alexander Baurngarten (Jerman).> Keindahan itu dipandang scbagai kcseluruhan
yang mcrupakan susunan yang teratur daripada bagian-bagian, yang bagian-bagian
itu crat hubungannya satu dengan yang lain, juga dengan keselunuhan. (Beauty is
on of parts in their manual relations and in their relations to the whole).
3. Menurut
Sulzer.> Yang indah iu hanyalah yang baik. Jika bcluni haik, ciptaan itu
bclum indah. Keindahan hartis dapat memupuk pcrasaan moral. Jadi ciptaan amoral
adalah tidak indah, karena tidak dapat digunakan untuk memupuk moral.
4. Menurut
Winchelman.> Keindahan itu dapat terlepas sama sekali daripada kebaikan.
5. Menurut
Shaftesbury (Jerman).> Yang indah itu adalah yang memiliki proporsi yang
harmonis. Karena yang proporsinya harmonis itu nyata, maka keindahan itu dapat
disamakan de-ngan kebaikan. Yang indah adalah yang nyata dan yang nyata adalah
yang baik.
6. Menurut
Humo (Inggris).> Keindahan adalah sesuatu yang dapat mendatangkan rasa
senang.
7. Menurut
Hemsterhuis (Belanda) >Yang indah adalah yang paling banyak mendatangkan
rasa senang dan itu adalah yang dalam waktu sesingkat-singkatnya paling banyak
mcmberikan pengamatan-pengamatan yang mcnycnangkan itu.
8. Menurut
Emmanuel Kant.> Meninjau keindahan dan 2 segi. Pertama dan dari segi arti
yang subyektif dan kedua dari segi arti yang obyektif.
a. subyektif.
Keindahan adalah
sesuatu yang tanpa dircnungkan dan tanpa sangkut paut dengan kegunaan praktis,
tetapi mendatangkan rasa senang pada si penghayat.
b. obyektif.
Keserasian dan suatu
obyek terhadap tujuan yang dikandungnya, scjauh obyek ini tidak ditinjau dan
segi gunanya.
9. Menurut
at – Ghazzali.> Keindahan sesuatu benda terletak di dalam perwujudan dan
kcscmpurnaan, yang dapat dikenali kembali dan sesuai dengan sifat bcnda itu.
Bagi setiap benda tcntu ada pcrfcksi yang karakteristik, yang berlawanan dengan
itu dapat dalam keadaan-keadaan tertenlu mcnggan tikan perfeksi karakteristik
dari benda lain. Apabila semua sifat-sifat yang mungkin terdapat di dalam
sebuah benda itu merupakan representasi keindahan yang bernilai paling tinggi;
apabila hanya sebagian yang ada, maka benda itu mempunyai nilai keindahan
sebanding dengan nilai-nilai keindahan yang terdapat di dalamnya.
Manusia dikatakan adalah makhluk
bcnpikir atau homosapiens. Tetapi manusia itu bukan semata-mata makhluk yang
berpikir, sekedar homo sapiens yang steril. Manusia disamping makhluk berpikin,
juga merasa dan mengindera. Melalui panca indera manusia dapat merasakan
sesuatu. Apabila manusia merasakan akan sesuatu itu menyenangkan atau
menggembirakan dan sebagainya, timbul perasaan puas. Demikian juga terjadi,
kepuasan timbul setelah seseorang melihat atau merasakan sesuatu yang indah.
Rasa kepuasan itu lahir setelah perasaan keindahan yang ada pada setiap orang
itu bangkit. Tiap-tiap orang memiliki pcrasaan keindahan.
BAB III
Hasil dan Pembahasan
A.
Manusia
dan cinta
Cinta adalah suatu
perasaan yang positif dan diberikan pada manusia atau benda lainnya. Yang
dimaksud perasaan positif adalah apa yang kita rasakan dengan cinta akan
berdampak pada hal-hal yang positif, seperti mencintai keluarga, sahabat, teman
bahkan pasangan hidup. Cinta pada keluarga, keluarga adalah komponen utama
ketika kita akan menjalani hidup. Seperti kedua orangtua kita, mereka akan
memberikan cinta mereka untuk anak-anak mereka. Selalu memberi dukungan, do’a
dan mendampingi anak-anak mereka hingga dewasa. Tentunya cinta yang orangtua
berikan akan selalu memberikan dampak positf kepada anaknya. Anak tersebut akan
menjadi lebih percaya diri, selalu ceria seperti tidak ada beban dalam
hidupnya. Orangtua akan selalu mendukung apa yang sang anak ingin lakukan, tentunya
mendukung hal yang selalu positif. Selalu mendo’a kan yang terbaik bagi
anaknya. Sehingga sang anak nantinya setelah dewasa akan menjadi seorang yang
baik yang sangat mencintai kedua orangtuanya.
Jika dari orangtua saja
tidak bisa memberikan cinta kepada anak-anak mereka, maka dapat dipastikan
setelah dewasa anak tersebut akan tumbuh menjadi anak yang berkepribadian
negatif (buruk), selalu membuat onar, tidak menghormati orangtua, atau bahkan
bisa sampai anak tersebut tidak lagi peduli dengan dirinya sendiri akibat
selama hidupnya tidak pernah mendapatkan cinta dari orangtua, dan akan menjadi
anak yang “Broken Home”. Dengan begitu seorang dewasa yang telah memiliki cinta
dari keluarga sejak mereka kecil, juga akan memberikan cinta yang mereka miliki
kepada sahabat maupun pasangan hidup mereka nantinya. Dan dari situ maka akan
tercipta perdamaian yang diimpikan semua orang.
Jadi cinta sangatlah
penting untuk kelangsungan hidup manusia, baik itu cinta keluarga, sahabat dan
pasangan hidup. Akan hampa hidup ini bila tidak pernah merasakan cinta dan
pastinya tidak akan pernah terciptanya perdamaian diseluruh dunia.
B.
Manusia
dan kasih
Makna
kasih yang sesungguhnya itu adalah bagaimana kita memberi yang terbaik buat
orang lain, baik itu membahagiakan, tidak merebut kebahagiaan orang lain dan
membuka pintu hati untuk sebuah kasih. Kasih adalah suatu perasaan, tetapi kasih
berbeda dengan Cinta, kasih lebih bersifat rasa kepedulian seorang manusia
tanpa ingin meminta imbalan atas apa yang telah dilakukan untuk yang dikasihinya.
Seperti kasih sayang orangtua, kasih yang diberikan oangtua kepada anaknya
sangatlah tulus tanpa adanya imbalan yang mereka minta.
Oleh
karena itu setiap manusia mau diri mereka disayangi. Karena dengan rasa sayang
itu setiap manusia dapat merasakan kebahagiaan yang hakiki. Apabila sifat kasih
sayang mulai luntur dan sifat dendam, kebenciannya lebih besar maka akan menjanjikan
kehancuran kepada suatu bangsa atau masyarakat
C.
Manusia
dan Keindahan
Seperti
diketahui di bab sebelumnya keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak
dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian
dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Sebuah "kecantikan
yang ideal" adalah sebuah entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang
dikaitkan dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.
Keindahan
jasmani dan rohani, keindahan moral dan keindahan intelek adalah keindahan yang
ada di dalam setiap manusia. Keindahan jasmani adalah keelokan yang dimiliki
setiap manusia seperti cantik dan tampan sedangkan keindahan rohani adalah
bagaimana kita mendalami dan meyakini suatu agama dan menjadikan agama yang
kita anut sebagai pedoman hidup. Keindahan moral yaitu bagaimana kita sebagai
manausia berperilaku sopan dan santun, berkepribadian yang baik dan bertata
krama. Keindahan intelek yaitu cara bagaimana kita berfikir cerdik, tidak
menghalalkan segala cara, dan berfikir ke depan tentunya sesuai dengan norma
hukum yang berlaku.
Jadi manusia hendaknya
memiliki keindahan-keindahan tersebut untuk dapat menilai dirinya sendiri dan
bisa menjadi manusia yang berkepribadian baik dan berakhlak mulia.
BAB IV
Kesimpulan
Manusia
adalah makhluk paling sempurna dari makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Manusia
memiliki akhlak dan akal pikiran. Manusia juga mempunyai perasaan yang dapat
mereka rasakan. Individu manusia terbuka terhadap emosi yang besa, memengaruhi
keputusan serta tingkah laku mereka. Emosi menyenangkan seperti cinta atau
sukacita bertentangan dengan emosi tak menyenangkan seperti kebencian, cemburu,
iri hati atau sakit hati.
Cinta
adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Cinta
adalah suatu perasaan yang positif dan diberikan pada manusia atau benda
lainnya. Cinta adalah perasaan simpati yang melibatkan emosi yang mendalam.
Menurut Erich Fromm, ada lima syarat untuk mewujudkan cinta kasih, yaitu,
Perasaan, Pengenalan, Tanggung jawab, Perhatian dan Saling menghormati.
Kasih
adalah perasaan
yang dimiliki oleh setiap manusia, perasaan ini akan timbul apabila manusia
tersebut mempunyai rasa memiliki dan menyayangi. Kasih juga bisa dikatakan
hubungan keterkaitan antara manusia tersebut dengan sesuatu. Dan kasih bisa
bermakna luas, bukan hanya antara manusia dengan manusia, tetapi bisa juga
antara Tuhan dengan manusia. Dan dengan adanya rasa kasih tersebut membuat
manusia mempunyai tujuan hidup yang akan diperjuangkan.
Keindahan
diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok.
Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi, psikologi sosial,
dan budaya. Sebuah "kecantikan yang ideal" adalah sebuah entitas yang
dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan dalam suatu
budaya tertentu, untuk kesempurnaannya. Keindahan jasmani dan rohani, keindahan
moral dan keindahan intelek adalah keindahan yang ada di dalam setiap manusia.
Keindahan jasmani adalah keelokan yang dimiliki setiap manusia seperti cantik
dan tampan sedangkan keindahan rohani adalah bagaimana kita mendalami dan
meyakini suatu agama dan menjadikan agama yang kita anut sebagai pedoman hidup.
Keindahan moral yaitu bagaimana kita sebagai manausia berperilaku sopan dan
santun, berkepribadian yang baik dan bertata krama. Keindahan intelek yaitu
cara bagaimana kita berfikir cerdik, tidak menghalalkan segala cara, dan
berfikir ke depan tentunya sesuai dengan norma hukum yang berlaku.
Dari
hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disumpulkan bahwa :
1. Manusia
yang memiliki cinta akan menjadi manusia yang berkepribadian baik yang dapat
mempengaruhi orang-orang disekitarnya seperti keluarga, sahabat maupun pasangan
hidup mereka.
2. Manusia
yang memiliki kasih akan dapat merasakan kebahagiaan yang hakiki. Apabila sifat
kasih sayang mulai luntur dan sifat dendam, kebenciannya lebih besar maka akan
menjanjikan kehancuran kepada suatu bangsa atau masyarakat.
3. Manusia
yang memiliki keindahan jasmani dan rohani, keindahan moral dan
keindahan intelek, dapat menilai dirinya sendiri dan bisa menjadi manusia yang berkepribadian
baik dan berakhlak mulia.
Daftar Pustaka