Senin, 07 November 2011

mempertahankan jiwa kewirausahaan


A. Terminologi Kewirausahaan (Intrapreneurship)
Beberapa tahun belakangan ini topik intrapreneurship semakin popular. Dari sekian
banyak masih ada kekeliruan dalam memahami konsep yang mendasari
intrapreneurship tersebut. Kebanyakan definisi yang ada menyebutkan bahwa
intrapreneurship tidak lepas dari aktivitas-aktivitas entrepreneurial yang sesuai dengan
persetujuan organisasi dan komitmen sumber daya untuk tujuan inovatif. Pada
dasarnya pokok tujuan intrapreneurship adalah mengembangkan semangat
entrepreneurial dalam ikatan organisasi, sekaligus menciptakan iklim guna tercapainya
kesejahteraan.
Intrapreneur
Seorang entrepreneur di dalam sebuah organisasi yang telah ada. Biasanya dilakukan
karena organisasi tersebut telah tumbuh besar dan kurang fleksibel.
Intrapreneurship
Kebiasaan mengembangkan bisnis baru di dalam struktur organisasi yang ada (Stoner,
1995)
Entrepreneur
Orang yang berusaha mendirikan usaha baru/organisasi baru
B. Kebutuhan Akan Sifat Kewirausahaan Dalam Organisasi
Banyak perusahaan menyadari akan pentingnya sifat kewirausahaan dalam
organisasinya (Peter dan Waterman dalam bukunya A Passion of Excellence).
Kebutuhan akan kewirausahaan semakin meningkat dikarenakan munculnya
permasalahan seperti :
1. Semakin banyak pesaing yang mempunyai keunggulan
2. Ketidakpercayaan akan metode-metode tradisional dalam manajemen
3. Banyak SDM berpotensi hengkang dan lebih memilih menjadi wirausaha
C. Hambatan-Hambatan Yang Terjadi
Hambatan-hambatan yang biasanya dialami oleh perusahaan adalah tidak efektifnya
penerapan teknik tradisional manajemen pada pengembangan suatu bidang baru.
Pemahaman tentang hambatan-hambatan tersebut merupakan hal yang penting
dalam membantu perkembangan kewirausahaan perusahaan mengingat hal tersebut
merupakan kunci dasar penumbuhan iklim inovasi.
Faktor-faktor yang mendukung utuk tercapainya keberhasilan inovasi-inovasi menurut
James Brian Quinn (1995) adalah :
1. Iklim inovasi dan visi
2. Orientasi pasar
3. Organisasi yang tetap datar dan kecil
4. Proses belajar interaktif
D. Elemen-Elemen Spesifik Strategi Intrapreneurial Korporat
Dalam upaya untuk menciptakan strategi intrapreneurial, perusahaan harus
memperhatikan pertimbangan-pertimbangan berikut ini :
1. Perusahaan yang mempromosikan pertumbuhan pegawai akan dapat
merekrut orang-orang yang memiliki kemampuan terbaik.
2. Tantangan di era tahun 2000-an ini adalah pelatihan kembali para manajer
untuk menjadi guru, pelatih dan mentor.
3. Orang-orang dengan kemampuan terbaiknya mencari perusahaan terbaik
yang menyediakan program bonus.
4. Wewenang manajemen akan degantikan oleh suatu jaringan, dicirikan oleh
koordinasi dan dukungan horizontal.
5. Intrapreneurship dalam korporasi memperbolehkan seorang pegawai.
6. Mendapatkan kepuasan dari pengembangan ide-idenya tanpa resiko
meninggalkan perusahaan.
7. Perusahaan-perusahaan besar mengambil pelajaran dari bisnis kecil dan belajar
bagaimana bisa fleksibel, mendorong inovasi, serta membakar semangat
pegawainya.
Menurut John W. Alexander (1989) untuk mendukung strategi intrapreneurial ini, ada
beberapa langkah penting yang perlu dilakukan :
1. Penngembangan visi
2. Dorongan inovasi
3. Penstrukturan suatu iklim intrapreneurial
4. Pengembangan tim usaha
Ada satu cara bagi perusahaan untuk mengembangkan iklim intrapreneurial, yakni
melalui program Intrapreneurship Training Program (ITP). Program tersebut dirancang
untuk melatih para peserta untuk mendukung intrapreneurship dalam lingkup
pekerjaan masing-masing. Program ini mencakup :
Pengenalan
Kreativitas individu
Intrapreneuring
Penilaian budaya yang ada saat ini
Perencanaan bisnis
Perencanaan tindakan
E. Penghapusan Mitos Tentang Intrapreneurial
Ada kesamaan mendasar antara entrepreneur dengan intrapreneur. Akibatnya mitosmitos
keliru tentang entrepreneur menulari juga intrapreneur.
Mitos : motivasi utama dari seorang entrepreneur (intrapreneur) adalah keinginan
untuk kemakmuran, karenanya uang adalah tujuan utama.
Kenyataan : motivasi utama dari entrepreneur (intrapreneur) adalah proses inovasi :
kebebasan dan kemampuan adalah motivasi utama, uang hanya sebuah alat dan
symbol kesuksesan.
Mitos : entrepreneur adalah pengambil resiko tinggi – mereka adalah penjudi yang
memainkan taruhan besar.
Kenyataan : wirausaha adalah seorang yang realistis dengan mengambil resiko
menengah. Karena ia memperhitungkan resiko yang dihadapi.

sumber : mempertahankan jiwa kewirausahaan.pdf - Adobe Reader

Tidak ada komentar:

Posting Komentar