Penderitaan berasal
dari kata “Derita”, menurut kamus besar bahasa Indonesia derita adalah sesuatu
yang menyusahkan yang ditanggung dalam hati (seperti kesengsaraan, penyakit).
Sedangkan penderitaan adalah keadaan
yang menyedihkan yang harus ditanggung; penanggungan. Manusia pada umumnya
pasti pernah mengalami penderitaan. Contoh penderitaan manusia yang sedang
hangat diberitakan saat ini adalah, kabut asap yang dialami sebagian masyarakat
Indonesia khususnya daerah Palangkaraya dan Pekanbaru. Sudah 3 bulan kabut asap
tersebut menyelimuti daerah itu. Menurut Kapolri kabut asap tersebut disebabkan
oleh hasil pembakaran lahan hutan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Akibat udara kota
Palangkaraya yang dinilai tidak sehat Bapedalda Kota Palangkaraya, Kalimantan
Tengah, Moses Niko Demos menghimbau kepada warga agar tidak keluar pada pagi
dan malam hari. Jika terpaksa harus keluar rumah, warga dihimbau untuk
menggunakan masker penutup mulut dan hidung. Buruknya udara di kota
Palangkaraya ini disebabkan oleh kabut asap tebal. Akibat ribuan hot spot atau
titik api yang tersebar secara sporadis di Kalimantan Tengah. Sejauh ini jumlah
pasien yang terserang infeksi saluran pernapasan akut atau Ispa dan diare
akibat kabut asap, jumlahnya sudah lebih dari seribu orang.
Kabut asap juga masih
menyelimuti sebagian besar wilayah Pekanbaru dan bahkan sudah menganggu
aktivitas pelayaran di Pelabuhan Sungai Siak. Jarak pandang yang hanya sekitar
20 hingga 30 meter pada pagi hari, membuat beberapa kapal penumpang dan kapal
barang menuju Kepulauan Riau, seperti Tanjung Pinang, Batam serta Tanjung
Balai, Karimun menunda keberangkatan selama tiga jam. Dari pantauan satelit ENO
AA di Dinas Kehutanan Provinsi Riau, tercatat terdapat 33 titik api yang
tersebar di Kabupaten Kapar, Rokan Hilir serta Kabupaten lain di Provinsi Riau.
Selain itu para pelajar
di Palangkaraya terpaksa harus diliburkan karena kabut asap yang sangat mengganggu.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palangkaraya, Norma Hikmah,
kabut asap tersebut bisa menggangu peserta didik dan dapat mengakibatkan
berbagai penyakit gangguan saluran pernapasan. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kota Palangkaraya sudah meliburkan sekolah sejak 10-16 September 2015,
diperpanjang lagi 17-23 September 2015, dilanjutkan 25 September sampai 2
Oktober, dan kembali diperpanjang dari 3-6 Oktober 2015.
Dari contoh tersebut,
penderitaan sangatlah menyedihkan dan merugikan bagi yang mengalaminya. Waktu
bisa terbuang sia-sia dan terbatasnya aktivitas yang bisa dilakukan akibat
kabut asap yang melanda daerah tersebut. Peran pemerintah menjadi satu-satunya yang
dapat menolong masyarakat yang mengalami penderitaan tersebut. Sangat
diharapkan pemerintah dapat segera melakukan tindakan dan menyelesaikan
permasalahan tersebut.
Sumber
: http://news.liputan6.com/read/2331743/imbas-kabut-asap-palangkaraya-4-kali-perpanjang-libur-sekolah
http://www.indosiar.com/fokus/kabut-asap-selimuti-palangkaraya-dan-pekanbaru_28664.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar