Pengalaman
ketidakadilan yang pernah saya alami adalah pada saat ada pembentukan kelompok
kewirausahaan dari pihak kampus. Pembagian kelompok sudah dibentuk dari pihak
kampus beserta dengan seorang pembimbing (mahasiswa senior). Pada awalnya kami
semua bekerja sesuai dengan tugas yang diberikan oleh ketua kelompok, mulai
dari bagian akuntan, produksi sampai pemasaran. Selama beberapa bulan semua
masih bekerja dengan baik tanpa adanya halangan.
Sampai suatu saat,
ketika ketua kelompok akan konsultasi mengenai perkembangan usaha dengan
pembimbing, ketua kelompok melaporkan bahwa anggota kelompok tidaklah bekerja
sesuai tugas, yang bekerja hanyalah ketua kelompok. Informasi tersebut didapat
dari teman ketua kelompok yang berteman dengan saya juga. Betapa kagetnya saya
dan anggota yang lain ketika mendengar informasi tersebut. Saya merasa kesal
dan kecewa karena pekerjaan yang saya dan anggota lain lakukan tidaklah
dianggap oleh ketua kelompok. Padahal saya dan anggota yang lain sudah bekerja
semaksimal mungkin untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Mungkin hal ini
dilakukan agar ketua kelompok mendapat penilaian yang bagus dari pembimbing.
Setelah itu saya dan
anggota kelompok (tanpa ketua) kembali melapor kepada pembimbing bahwa kami
benar-benar bekerja sesuai dengan tugas yang diberikan oleh ketua kelompok.
Pembimbing-pun sempat bertanya kepada kami. “Kalian nggak kerja ya?” begitu
kira-kira pertanyaan pembimbing kepada kami. Dan kami menjawab “kita kerja kak,
sesuai tugas masing-masing cuma nggak dianggap aja”.
Dan setelah kejadian
itu saya dan anggota yang lain merasa kesal dan kecewa terhadap ketua kelompok.
Saya pun terpaksa memasang “muka dua” ketika bertemu dengan ketua kelompok. Ini
dilakukan agar kelompok kami bisa bertahan sampai hari dimana harus
mempersentasikan usaha yang kami bangun. Setelah kami mendapat sertifikat
kewirausahaan dari pihak kampus, usaha kami-pun tidak berlanjut. Sungguh tidak
adil bukan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar