Kamis, 07 Oktober 2010

Jakarta pindah ?


Wilayah jakarta dan sekitarnya sedang mengalami cuaca extreme. Ini diawali dengan adanya awan mendung di susul dengan hujan deras disertai badai. Cuaca extreme terjadi karena faktor global warming atau pemanasan global. Banyak dampak buruk yang terjadi akibat adanya cuaca ekstreme, salah satunya bencana banjir yang sudah menjadi  “makanan” untuk wilayah jakarta dan sekitarnya. Bencana banjir sudah sering terjadi, apalagi ketika hujan,( pasti )  jalanan-jalanan di kota jakarta sudah digenangi air (banjir) walaupun hujan yang terjadi hanya sebentar. Hal ini disebabkan karena selokan (kali) di kota jakarta dipenuhi oleh sampah-sampah, baik sampah rumah tangga yang membludak  hingga sampah industi. Walupun pemerintah sudah membuat rencana untuk mengatasi banjir yaitu BKT (banjir kanal timur), tetap saja banjir tidak bisa di cegah. Apakah pemerintah hanya merencanakan proyek itu? Seharusnya tidak, menurut saya jakarta harus membuat bendungan, seperti yang dimiliki negara jepang. Pada tahun 90’an ada seseorang yang berkata “kota Jakarta itu seperti rawa” maksudnya tanah kota Jakarta adalah tanah yang seperti rawa, jika terlalu banyak air maka lama-kelamaan jakarta akan tenggelam. Tetapi pendapat itu tidak digubris oleh pemerintah. Akhirnya jakarta menjadi seperti sekarang, yaitu selalu banjir. Jika kota jakarta terus mengalami hal yang seperti ini, masih pantaskah kota jakarta disebut ibukota indonesia? Menurut saya sama sekali tidak! Terang saja mana ada jaman sekarang ibu kota sebuah negara mengalami banjir, tengok saja  ibu kota negara jepang (tokyo), amerika(wangshinton DC) dan ibu kota negara lainnya, mereka hampir tidak pernah mengalami yang namanya banjir. Berbeda dengan jakarta yang setiap tahun selalu mengalami banjir. Saya setuju dengan rencana presiden bahwa sebaiknya ibu kota “dipindahkan”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar